Kisah anak kecil, kakek tua, dan seekor keledai. [Sedikit Renungan]

Dahulu kala tinggallah seorang kakek tua yang sudah renta bersama seorang cucunya. kehidupan mereka sederhana sehingga satu-satunya aset yang mereka miliki untuk bekerja dan bepergian adalah seekor keledai yang kurus...

Suatu ketika, saat kakek dan cucunya berada dalam suatu perjalanan, si cucu berjalan dengan menuntun keledai tersebut diikuti oleh kakeknya, namun saat mereka melewati sebuah perkampungan terdengar celotehan penduduk setempat oleh sang Kakek, penduduk itu berkata "sungguh aneh Kakek dan Anak kecil itu mereka memiliki seekor Keledai tetapi tidak Mereka tunggangi untuk kendaraan. "

Si Kakek yang mendengar Hal tersebut langsung berfikir agar tindakannya tidak dikomentari penduduk yang melihatnya lagi, oleh karena itu ia meminta Cucu nya agar menunggangi keledai tersebut. Cucu nya bersedia dan langsung duduk diatas Keledai, mereka pun melanjutkan perjalanannya..

Setelah beberapa saat meninggalkan Desa tersebut merekapun melewati Desa lainnya, di desa ini ternyata mereka tak luput dari komentar orang yang melihat mereka. Seseorang dari desa itu berkomentar "Dasar anak yang tidak tahu sopan santun...!!! Masa anak yang masih sehat dan bertenaga membiarkan seorang kakek tua berjalan dan dia hanya duduk dengan enaknya menunggangi keledai."

Mendengar komentar ke dua sang Cucu merasa malu dan memohon pada kakeknya agar kakeknya mau menggantikan nya menunggangi keledai. Sang Kakek bersedia dan mereka melanjutkan perjalanannya dengan Kakek yang menunggangi Keledai tersebut.

Tak berselang berapa lama ternyata mereka mendengar ada orang yang berpendapat lagi, kali ini pendapatnya adalah "Sudah tua seperti itu masih saja tidak mau mengalah pada anak kecil, masa membiarkan anak kecil berjalan sedangkan dia seenaknya menunggangi keledai." Tentu komentar kali ini membuat mereka bingung harus bagaimana lagi agar orang berhenti berkomentar tidak baik tentang mereka.

Namun karena mereka tidak ingin ada pembicaraan orang yang kurang baik mengenai mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk menunggangi keledai kurus itu bersama-sama..Ternyata tindakan mereka itu pun tidak luput dari pembicaraan orang-orang yang melihat mereka.

Kali ini orang-orang berbicara : " Dasar orang-orang yang tidak memiliki perasaan, keledai sekecil itu masih saja ditunggangi berdua." Komentar kali ini benar-benar membuat sang Kakek kehabisan akal untuk menghindari omongan orang tentang dirinya..Disaat si kakek berfikir keras untuk melakukan tindakan selanjutnya, si Cucu memberikan saran pada kakeknya. Dengan polosnya anak itu berkata : " Kakek bagaimana kalau kita berdua tidak usah menunggangi keledai kurus itu?"

jawab Sang Kakek : "bukankah sebelumnya kita telah melalukan hal tersebut. Tapi tetap saja ada orang yang berkomentar kurang baik tentang kita."

Sang Cucu : " Memang, tapi maksudku bagaimana kalau keledai tersebut yang menunggangi kita. Jadi kita akan mengangkat keledai itu sambil melanjutkan perjalanan kita."

Si Kakek bertambah bingung mendengar saran dari Cucunya itu, namun apa daya memang tinggal hal itu yang belum dia coba. Maka dengan percaya diri dan yakin bahwa kali ini mereka tidak akan mendapat komentar yang tidak mengenakan. Keledai itu pun diangkatnya dan mereka berjalan melanjutkan perjalanan. Cukup lama mereka berjalan, hingga akhirnya mereka menemukan sebuah perkampungan yang banyak memiliki penduduk. Mereka merasa yakin kali ini orang lain tidak akan berkomentar apa pun.

Dan....benar saja! Ketika mereka melewati sekumpulan orang, orang-orang itu tidak berkomentar apa-apa, mereka hanya tersenyum melihat ke arah keduanya..

Sang kakek dan Cucunya sangat senang melihat senyuman dari orang-orang yang melihatnya karena kali ini mereka tidak mendapat komentar yang buruk. Mereka pun berlalu meninggalkan kampung tersebut dengan senang.

Akan tetapi ada satu hal yang tidak Kakek dan Cucunya ketahui yaitu arti dibalik sebuah senyuman yang diberikan oleh orang-orang di perkampungan itu.

Karena setelah Kakek dan Cucunya berlalu ternyata orang-orang tersebut sebetulnya membicarakan perilaku mereka, mereka berdua dianggap sebagai orang gila, bagaimana mungkin keledai yang seharusnya mereka tunggangi malah keledai tersebut yang menunggangi mereka.

Hal itu sering terjadi pada kita, jadi kesimpulannya apapun yang kita lakukan pasti akan membuat penilaian orang berbeda-beda pada kita..Padahal Orang-orang itu tidaklah tau apa yang sebenarnya terbaik bagi kita, mereka hanya bisa menyaksikan dan berkomentar, tak peduli apa yang kita putuskan itu telah melewati proses seperti apa..

Di dalam kehidupan bermasyarakat jangankan hal yang memang betul-betul negatif, aktifitas dan tujuan yang positif pun belum tentu dinilai secara positif juga..

Jadi terkadang kita tidak selalu perlu memperhatikan omongan orang tentang kita. Adalah benar bahwa disaat-saat tertentu pendapat mereka perlu kita dengarkan sebagai bahan pertimbangan, akan tetapi bukan pendapat mereka yang harus kita jadikan keputusan mengenai apa yang terbaik hidup kita.

Kesimpulan, tidak perlu takut, merasa bersalah atau bahkan menyesal karena memegang sebuah prinsip, selama prinsip yang kita pegang itu dibangun dan ditujukan demi kebaikan.

*** Wallaahu a'lam ***

0 komentar :

Posting Komentar

Jika anda menyukai artikel di atas silahkan share atau tinggalkan komentar. Mohon maaf, untuk menghindari spam, komentar yang menyertakan live link akan dihapus.